APLIKASI NILAI-NILAI LUHUR PANCASILA PADA ERA KIDS ZAMAN NOW
NOTULENSI SEMINAR ONLINE HATI NUSA
DENGAN TEMA
APLIKASI NILAI-NILAI LUHUR PANCASILA
PADA ERA KIDS ZAMAN NOW
Hari, tanggal : Jum’at, 1 Juni 2018
Pukul : 15. 50 – 16. 15
Tempat : Group WhatsApp
Narasumber : Cempaka Putri (Mojang Prigel Kuningan, Jawa Barat)
Moderator : Fadjar Sidiq H. (Duta Bahasa Sumatera Selatan)
A. RINGKASAN MATERI
Bertepatan dengan hari ini 1 Juni, menjadi hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Yang mana setiap tahunnya kita memperingati 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila.
Harapannya peringatan 1 juni ini tidak hanya menjadi ceremonial belaka, tetapi menjadi
momen untuk kita semua, bangsa Indonesia merenung tentng bagaimana para pendahulu kita
merumuskan Pancasila dengan maksud dan tujuan yang begitu besar ditujukan untuk
kelangsungan bangsa Indonesia.
Lalu, lihat saat ini kita sudah sejauh mana menjaga dan menjalankan amanat Pancasila
tersebut?
Soekarno menyatakan, bahwa Pancasila digali dari bumi Indonesia itu sendiri. Maka
sesungguhnya, Pancasila telah menjadi living reality jauh sebelum berdirinya NKRI dan nilainilai dalam Pancasila tersebut disesuaikan dengan kultur masyarakat Indonesia yang beraneka
ragam. Oleh karena itu, Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa. Jika dikatakanan setiap
bangsa mempunyai jiwa nya masing-masing yang disebut Volkgeist, maka Pancasila sebagai
jiwanya bangsa Indonesia.
Kelangsungan bangsa Indonesia di masa mendatang ada di tangan generasi penerus
bangsa, yaitu para pemuda. Sehingga, jiwa bangsa Indonesia yang tertuangdalam nilai-nilai
Pancasilaharuslah lekat di benak para pemuda yang akan menentukan langkah sejarah bangsa
Indonesia. Sehingga, penting bagi generasi penerus bangsa untuk memahami, menghayati,
dan mengamalkan Pancasila.
Berikut, beberapa poin nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila:
1, Ketuhanan Yang Maha esa
mengandung arti bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki iman dan takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang diyakini serta kepercayaan
masing-masingyang berdasarkan pada kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam
implementasinya maka harus saling menghormati, menghargai, toleransi, dan
menciptakan kerukunan di anrara umat beragama sebagai upaya menjaga keutuhan
NKRI.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
berarti mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban warga
negara secara mendasar pada setiap warga negara tanpa membedakan suku, ras, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudkan sosial, dan warna kulit yang bisa menjadi
penyebab lunturnya Bhineka Tunggal Ika. Dalam implementasinya, maka salah satunya
adalah meningkatkan sikap tenggang rasa, toleransi, maupun tepa salira dalam kehidupan
sosial.
3. Persatuan Indonesia
mencerminkan nilai kekeluargaan dan gotong royong dalam masyarakat untuk
kepentingan keutuhan persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dan Permusyawaratan
Perwakilan
mengedepankan musyawarah dalam mengambil keputusan demi kepentingan bersama
dan menjunjung tinggi hasil dari musyawarah.
5. Keadilan Ssial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
meningkatkan perilaku serta perbuatan luhur yang mencerminkan sikap maupunsuasana
kekeluargaan dalam gotong royong di masyarakat, menggunakan hak milik secara bijak
dan bukan untuk hal-hal yang berkaitan dengan Undang-Undang maupun merugikan
kepentingan umum.
Tidak sedikit, yang mengatakan bahwa nilai-nilai Pancasila saat ini telah luntur ditelan
perkembangan zaman. Bangsa Indonesia telah kehilangan jati dirinya. Pola pandang
hidupnya sudah tidak sesuai dengan nilai luhur Pancasila.
Tentu, hal ini menjadi teguran keras untuk kita semua sebagai generasi penerus bangsa,
betapa saat ini Pancasila seperti hanya dianggap sebagai bagian dari sejarah saja. Padahal
Pancasila ada untuk Indonesia sebagai landasan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang akan menjaga keutuhan Indonesiajika Pancasila dapat diimplementasikan
dengan baik.
Tetapi saya yakin, masih banyak para pemuda yang cinta dengan Pancasila. Buktinya,
kehadiran teman-teman saat ini adalah bentuk rasa peduli terhadap Pancasila. Kita samasama membuka pikiran kita dan berdiskusi mengenai Pancasila saat ini.
Jika pun kita mendapati keadaan d sekitar atau kita melihat dan mendengar betapa
sepertinya nilai-nilai Pancasila telah benar-benar luntur dalam kehidupan bangsa Indonesia,
misalnya; menurunnya rasa saling toleransi sehingga terjadi perpecahan atau kerusuhan
dimana-mana, kemudian masyarakat cenderung individualis atau mengedepankan
kepentingan pribadi dengan mengorbankan kepentingan umum, dan hal-hal lain yang
bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Mengetahui hal tersebut, kita jangan menutup mata dan bersikap apatis, jangan merasa
bahwa yang penting saya sudah mengamalkan Pancasila dalam kehidupan saya sendiri. Kita
harus merangkul minimal orang-orang di sekitar kita untuk kembali pada Pancasila.
Mengetahui, memahami, dan sama-sama mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Tidak dapat dipungkiri bahwa masih dangkalnyapemahaman terhadap Pancasila, dan bisa
jadi itu pun yang terjadi dengan diri kita saat ini. Mengetahui Pancasila hanya sebatas tahu
sila-sila nya atau bahkan masih sering tertukar-tukar. Sehingga, belum sampai pada tingkat
pemahaman terlebih untuk mengamalkan. Ini juga dapat menjadi penyebab banyaknya yang
mengatakan nilai-nilai Pancasilatelah luntur dari kehidupan bangsa Indonesia.
Ketidaktahuan mereka tentang Pancasila seolah seperti sama halnya dengan lunturnya
nilai-nilai Pancasila. Pengetahuan tentang Pancasila sudah kita dapatkan dari semenjak
sekolah dasar, tetapi kita harus sama-sama menyadari bahwa masih ada saudara-saudara kita
yang kurang beruntung dapat merasakan duduk di bangku sekolah, serta mengenyam
pendididkan dengan nyaman.
Ini adalah hal yang harus diperhatikan oleh kita, bahwa Pancasila harus masuk dan dapat
dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat tanpaterkecuali. Dan ini adalah tugas kita
bersama, kita yang beruntung dapat merasakan pendidikan. Seharusnya pengetahuan kita
terhadap Pancasila tidak hanya sebatas tahu tetapi sudah pada tingkat memahami, lalu kita
dapat meluangkan waktu dan berbagi dengan saudara-saudara kita tentang betapa
pentingnya Pancasila.
Kemudian, bagaimana aplikasi nilai-nilai Pancasila pada kids zaman now?
Setiap zaman memiliki tantangannya masing-masing, dan tantangan kids zaman now
dalam mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila adalah globalisasi.
Secara etimologi, globalisasi diambil dari bahasa Inggris, yaitu globalize yang berarti
universal atau menyeluruh. Penambahan imbuhan ization pada kata globalization artinya
adalah proses sesuatu (informasi, pemikiran, gaya hidup, dan teknologi) yang mendunia. Di
era globalisasi saat ini, batasan-batasan di antara negara seakan tidak terlihat. Sehingga akan
dengan mudahnya budaya asing masuk ke masyarakat Indonesia.
Dan konsekuensinya, globalisasi memicu terjadinya berbagai perubahan dalam pola pikir
dan perilaku masyarakat Indonesia. Layaknya pedang bermata dua, maka globalisasi akan
membawa perubahan yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif.
Menyikapi hal tersebut, para pemuda Indonesia dengan bekal pemahaman dan
penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila seharusnya siap dalam menghadapi berbagai
perubahan sebagai dampak dari globalisasi, dan mengambil manfaat sebesar-besarnya dari
globalisasi untuk kemaslahatan Indonesia, membawa Indonesia di kancah dunia tanpa
meninggalkan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pancasila.
Namun, tidak sedikit para pemuda saat ini yang akhirnya terlena dengan globalisasi dan
menjadi sasaran empuk efek negatif dari globalisasi misalnya, individualisme, apatis,
konsumerisme, hedonisme, dan westernisasi itu merupakan sebagian dari pengaruh negatif
globalisasi yang seharusnya dapat ditangkis oleh pemuda Indonesia dengan pancasila
sebagai filter.
Lalu, bagaimana seharusnya kids zaman now menghadapi tantangan globalisasi tersebut?
Tetap teguh pada jati diri kita, jiwa bangsa kita, dan semuanya ada tertuang dalam
Pancasila.Jadi solusinya, kembali perdalam pemahaman, penghayatan terhadap Pancasila,
lalu gelorakan semangat mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Pemuda Indonesia harus berdiri tegak menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila demi
menjaga keutuhan NKRI. Masa depan Indonesia ada di tangan kita bersama, pemuda
Indonesia harus mampu memerangi setiap pengaruh negatif yang mengancam keutuhan
bangsa kita. Dengan bersama-sama, bersatu, saya yakin kita semua bisa.
Indonesia memiliki pemuda-pemuda yang luar biasa dan Indonesia akan menjadi luar
biasa di tangan para pemuda. Mari bersama-sama kita tumbuhkan rasa cinta, rasa bangga,
dan rasa memiliki terhadap Indonesia. Dengan begitu, kita akan menjaga Indonesia bersamasama.
Jangan kalah! Kita harus menang! Pancasila adalah Indonesia, dan Indonesia milik
bersama!
B. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Retno Widyastuti
Pertanyaan : Bagaimana peran Pancasila dalam menghadapi kids zaman now yang
musiman? (hal yang lagi trend)
Jawaban : Terkait dengan kids zaman now yang musiman, mungkin yang dimaksud
adalah perilaku, Contohnya adalah tik tok. Hal-hal yang bersifat musiman tersebut
merupakan salah satu bagian dari globalisasi. Kita jangan menutup diri dari
perkembangan globalisasi, karena akan tertinggal. Selama hal tersebut tidak bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila, itu tidak menjadi masalah, asal dapat mengendalikannya
dengan baik.
2. Ahmad Rido’i Yuda Prayogi
Pertanyaan : Terkait rasa cinta tanah air kids zaman now, sering ada informasi di
media social siswa SMA yang lulus mencoba mencorat-coret bendera Indonesia, ini
membuktikan hilangnya rasa cinta pemuda jaman sekarang terhadap bangsa ini.
Bagaimana cara kita sebagai mahasiswa untuk memberi contoh yang baik agar para siswa
Indonesia bisa menjadi lebih baik dan menghapuskan kebudayaan corat-coret setelah
kelulusan?
Jawaban : Betul sekali, kemarin kita melihat banyak siswa melakukan aksi coratcoret, dan saya pun turut prihatin kebiasaan lama ini belum berakhir. Sebenarnya, itu
merupakan luapan kesenangan yang tidak pada tempatnya. Dan kita sebagai mahasiswa,
untuk ke depannya bisa secara bersama-sama memberikan himbauan melalui social
media, dll. Aatau sebagai bentuk tindakan nyata, kita bisa memfasilitasi para siswa untuk
menuliskan harapannya atau motivasi-motivasi dalam spanduk yang disediakan khusus.
Ini saya tuliskan, berdasarkan pengalaman orang lain, dan saya kira bisa menjadi solusi
yang baik daripada mencoret yang tidak seharusnya dicoret-coret.
3. Dhea Tri Meilann
Pertanyaan : Perihal sila kedua dari Pancasila yaitu “kemanusiaan yang adil dan
beradab”. Seperti yang kita ketahui di negara Indonesia sendiri, kemanusiaan itu
sepertinya kurang terlihat jikalau dinyatakan dengan kata adil. Ketika pejabat pemerintah
melakukan kesalahan terbesarnya (misal; korupsi) pun seketika di vonis ada yang tidak
bersalah walau kasusnya sering diliput, dan tidak menyatakan hukuman terberat yang
akan mereka dapatkan. Sebaliknya, masyarakat yang kurang mampu seperti rela mencuri
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seakan diberi hukuman yang berat, bahkan tak
segan dihukum massa hingga tidak bernyawa. Lantas bagaimana generasi zaman
sekarang menilai kemanusiaan ketika dikaitkan dengan nilai luhur Pancasila?
Jawaban : Kejadian-kejadian tersebut jika dikaitkan dengan Pancasila tentu sangat
tidak mencerminkan nilai Pancasila sila kedua. Banyak orang di antaranya menulis artikel
bahwa hukum di Indonesia tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Hal ini juga menjadi
teguran keras bagi para pemegang wewenang regulator agar lebih mempertegas lagi
hukum di Indonesia. Saat ini, kita dapat melihat upaya KPK yang mulai mengusut setiap
kasus-kasus korupsi. Semoga ini dapat menjadi perbaikan berkelanjutan bagi Indonesia.
Terkait dengan bagaimana generasi jaman sekarang menilai kemanusiaan apabila
dikaitkan dengan nilai luhur Pancasila, seperti halnya yang tadi telah disampaikan pada
materi sila kedua. Adanya koruptor bukan salahnya nilai kemanusiaan, tetapi itu karena
lunturnya nilai kemanusiaan pada individu terkait.
4. Ainun Mubin Misbah N.
Pertanyaan : Bagaimana upaya peringatan hari Pancasila berkesan di generasi jaman
sekarang? Karena saat ini, upacara saja tidak semangat terlebih di bulan Ramadhan.
Jawaban : Peringatan hari lahirnya Pancasila memang terkesan hanya ceremonial
belaka, acara yang di selenggarakan oleh HATI NUSA ini merupakan salah satu contoh
agar peringatan 1 Juni lebih berkesan; mengadakan forum diskusi atau seminar dalam
rangka membangkitkan semangat Pancasila.
5. Melania Febryanti
Pertanyaan : Terkait booming-nya kasus Zaskia Gotik yang melecehkan lambang
Pancasila dengan bebek atau hal lain. Kenapa sekarang dia bisa menjadi Duta Pancasila?
Sedang, dia sendiri sudah melecehkan lambang Pancasula.
Jawaban : Kita dapat mengambil sisi positif dari kasus ini, mungkin awal maksud
dijadikannya Zaskia sebagai Duta Pancasila karena beliau adalah salah satu public figur
dan semoga secara tersirat dapat menyadarkan beliau memberikan efek yang lebih baik.
6. Dina Aprilia
Pertanyaan : Pancasila adalah alat pemersatu bangsa. Pancasila adalah penghargaan
setinggi-tingginya bangsa Indonesia terlahir. Lalu, bagaimana cara mengimplementasikan
nilai-nilai luhur Pancasila pada kehidupan sehari-hari kita sebagai kids zaman now yang
cenderung mementingkan gadget ataupun social media daripada mempelajari nilai-nilai
luhur Pancasila yang merupakan salah satu alat pemersatu bangsa Indonesia?
Jawaban : Gadget merupakan bagian dari globalisasi. Gadget juga layaknya sedang
bermata dua. Jika kita cakap dalam menggunakannya, maka gadget akan sangat
memberikan manfaat yang besar. Salah satunya terkait dengan implementasi Pancasila,
kita dapat belajar dan memahami Pancasila melalui gadget. Membaca sejarah di Google
dari berbagai sumber, dll. Gadget juga membantu kita dalam men go moment atau ikan
nilai persatuan Indonesia, misalnya saat ini kita dapat bersilaturahmi dengan para pemuda
luar biasa melalui gadget. Jadi, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Andaikata
tidak hati-hati, gadget juga dapat memberikan efek negatif karena budaya-budaya asing
bisa dengan mudahnya di akses melalui gadget.
7. Fitrah
Pertanyaan : Sila kelima dalam Pancasila membahas berkaitan dengan keadilan,
namun saya rasa keadilan di Indonesia masih kurang. Contoh saja dalam hal pendidikan,
masih banyak anak-anak yang tidak sekolah gara-gara kurangnya kemampuan finansial.
Jawaban : Memang betul, tidak dapat dipungkirisaat ini kita masih sering melihat
saudara-saudara kita yang putus sekolah atau bahkan tidak mengenyam bangku
pendidikan. Tetapi untuk hal ini, saya rasa pemerintah sudah menyediakan banyak
beasiswa, sehingga problematikanya adalah bagaimana individu tersebut berkeinginan
kuat untuk melanjutkan pendidikan atau tidak. Dan menjadi tugas kita bersama untuk
mensosialisasikan bahwa pemerintah telah memfasilitasi beasiswa, hal ini dikarenakan
banyak masyarakat yang tidak tahu mengenai hal ini, serta memberi dukungan moril.
8. Riska Nur Aprilia
Pertanyaan : Bagaimana keterkaitan nilai luhur Pancasila berdasarkan tragedi bom
yang marak terjadi akhir-akhir ini?
Jawaban : Peristiwa bom di kemarin sungguh sangat memprihatinkan, dan
merupakan kejahatan kemanusiaan yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan yang
terkandung dalam Pancasila. Saya yakin teman-teman disini tidak setujujika peristiwa
tersebut mengatasnamakan agama. Karena saya yakin, tidak ada agama mana pun yang
membenarkan pembunuhan.
9. Ega Maharani
Pertanyaan : Mengapa masih banyak partai-partai di Indonesia yang tidak
berlandaskan Pancasila? Padahal sudah tertera dengan jelas bahwa negara Indonesia
berlandaskan pada Pancasila.
Jawaban : Masih banyaknya partai di Indonesia yang tidak berlandaskan Pancasila
adalah kurangnya pemahaman, penghayatan, dan pengamalan. Pancasila menjadi
landasan bangsa Indonesia telah sangat disesuaikan dengan nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia sehingga akan relevan jika diterapkan dalam hal apa puntermasuk partai
politik.
10. Reza Helmi
Pertanyaan : Di era globalisasi ini, korupsi dan banyaknya kasus pembunuhan
semakin merajalela. Apakah Pancasila saat ini masih relevan di era globalisasi?
Jawaban : Korupsi dan banyaknya kasus pembunuhan merajalela bukan berarti
nilai-nilai Pancasila sudah tidak relevan, tetapi semakin jauhnya Pancasila dari benak
masyarakat Indonesia. Dan itu menjadi tugas kita bersama untuk kembali menggelorakan
semangat Pancasila ke setiap lapisan masyarakat.
11. Faisal Fransiscus Zukovic
Pertanyaan : Apakah nilai-nilai Pancasila berbenturan dengan nilai-nilai agama dalam
sebuah kehidupan?
Jawaban : Sebagaimana telah dijelaskan dan ditegaskan dalam sila pertama yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengandung arti bahwa setiap warga negara Indonesia
memiliki iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang
diyakini serta kepercayaan masing-masing yang berdasarkan pada kemanusiaan yang adil
dan beradab. Oleh karenanya, sudah sangat jelas bahwa sila pertama telah disesuaikan
dengan keberagaman keyakinan bangsa Indonesia.
Komentar
Posting Komentar