Hasil Seminar Entrepreneur: Pengembangan Ekonomi Kreatif bagi Generasi Milineal
SEMINAR ENTREPRENEUR
“Pengembangan Ekonomi Kreatif bagi Generasi Milineal”
Created by : Wati
Pelaksana : HMJM Unswagati CirebonWaktu & tempat : 31 Maret 2018 @BallroomHotelZamrud
Pemateri :
1. H. Bamunas S. Budiman (Entrepreneur Cirebon)
2. Dimas Ginanjar Merdeka (Owner Maicih)
3. Wildan Fadlila (Founder Wild Original)
Assalamu’alaikkum wr. wb.
Ini merupakan pertama kalinya saya menulis hasil seminar yang saya ikuti dan mempublikasikannya di blog pribadi. Seperti yang kalian ketahui bahwa sebelumnya blog saya ini hanya berisikan makalah-makalah. Biasanya hasil seminar yang saya ikuti hanya saya simpan sebagai arsip pribadi, tapi saya yakin bahwa berbagi ilmu itu banyak manfaatnya, bagi saya dan bagi para pembaca khususnya. Insyaallah. Ok, langsung saja tidak perlu banyak cing cang cing cong, sebab saya khawatir para pembaca akan berubah pikiran untuk membaca blog saya. Berhubung ini tulisan pertama saya, jadi saya harap tulisan saya bisa dipahami maksud dan maknanya.
Seminar Entrepreneur ini diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) Unswagati Cirebon dengan tema “Pengembangan Ekonomi Kreatif bagi Generasi Milineal”. Tema tersebut dipilih tentunya melihat dari latar belakang permasalahan yang ada di jaman sekarang. Ketua pelaksana sendiri dalam sambutannya mengatakan bahwa salah satu faktornya adalah sempitnya lapangan pekerjaan sementara setiap tahunnya ada ribuan lulusan sarjana yang saling bersaing untuk memperebutkan lapangan pekerjaan yang terbatas tersebut. Berangkat dari latar belakang itulah, ketua pelaksana berharap masyarakat cirebon dapat mengambil ilmu dari seminar ini. Harapan ketua pelaksana adalah siapapun itu baik lulusan sma ataupun sarjana tidak hanya mengandalkan diri untuk menjadi pekerja, pegawai, karyawan dan sebagainya, akan tetapi mampu berwirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Bapak H. Bamunas S. Budiman selaku pemateri pertama, dimana berdasarkan curriculum vitae yang dibacakan oleh moderator, beliau merupakan entrepreneur dari Cirebon, yakni pemilik Grage Mall Cirebon. Walaupun merupakan pemilik Grage Mall Cirebon, namun bukan berarti beliau langsung sesukses sekarang, semuanya membutuhkan proses. Beliau mengatakan kepada peserta yang mayoritas calon sarjana, bahwa sekolah itu dinikmati, akan tetapi jangan terlalu menikmati. Setidaknya pikirkan ketika lulus ingin apa dan bagaimana. Dan itu direncanakan jauh-jauh hari sebelum lulus.
Bagi para pelajar dan mahasiswa yang ketika sekolah atau kuliah mendapat nilai C, jangan berkecil hati, sebab beliau ini ketika sekolah bukan merupakan siswa atau mahasiswa yang mendapat nilai A. Bahkan beliau mengatakan rata-rata orang yang sukses adalah orang yang ketika sekolah atau kuliah mendapat nilai C [benar atau benar? :D]. Mahasiswa yang mendapat nilai B itu rata-rata menjadi PNS, dan nilai A menjadi dosen. Jadi, menurut beliau bahwa karakter orang yang mendapat nilai C itu ketika dia tidak tahu, dia bertanya, kemudian dia mau mendengar dan menerima jawabannya. Sementara orang dengan nilai A karena merasa pintar, ketika bertanya dan diberi tahu, maka dia tidak mau mendengarkan. Mayoritas teman-teman beliau yang sukses dan sekarang menjadi direktur bank, direktur perusahaan dan sebagainya, ketika sekolah atau kuliah ternyata bukan orang-orang yang mendapat nilai A. Mereka merupakan orang yang biasa-biasa saja dalam hal prestasi belajar di sekolah. Namun, dari seminar ini bukan berarti mengajarkan kita untuk malas dan tidak peduli dengan nilai. Hanya saja, berangkat dari situ jangan sampai kita yang mendapat nilai C berkecil hati, tetap semangat dan senantiasa berusaha. Sementara untuk para pelajar dan mahasiswa pengejar nilai jangan merasa bangga dengan nilai A. Sebab nilai A tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan.
Menurut beliau, kriteria pintar di sekolah itu pandai mencari network sebanyak-banyaknya. Kemudian untuk para laki-laki jika ingin berwirausaha, minimal di bawah 30 tahun, jangan lebih dari 30 tahun. Sebab, dalam berwirausaha pasti ada momen naik turun atau jatuh bangun. Di bawah umur 30 tahun itulah kita mencoba jatuh bangunnya dalam berwirausaha. Tidak ada usaha yang langsung berhasil, semuanya butuh proses. Bahkan ketika sudah berkeluarga kemudian kita baru memulai bisnis, hal tersebut diharapkan jangan sampai terjadi. Sebab orang yang sudah berkeluarga, mereka sudah mempunyai beban, yakni tanggung jawab untuk istri dan anak. Sehingga dikhawatirkan akan mengorbankan istri dan anak. Jadi, jika kita ingin berwirausaha idealnya adalah kita belum berkeluarga, belum memiliki tanggung jawab, dengan harapan apabila usaha kita sedang berada di bawah, tidak ada yang dikorbankan, hanya mengorbankan diri kita. Wirausaha itu sendiri diperuntukkan bagi orang-orang yang berani, berani gagal, berani mengambil resiko, berani menghadapi tantangan dan sebagainya. Jangan memandang sebuah kegagalan adalah hal yang negatif. Semakin banyak kita mengalami kegagalan, maka semakin dekat kita menuju kesuksesan.
Statement yang beliau sampaikan di atas memang sangat menarik, walaupun ternyata masih merupakan statement pembuka. Masuk kepada tema, bahwa kaum milineal menurut beliau adalah kaum yang egois sebab tidak peka terhadap lingkungan. Maksudnya seperti ini, siapapun presidennya, gubernurnya, ataupun walikotanya, generasi milineal tidak peduli yang penting kuota internet jalan. Padahal kaum milineal adalah generasi penerus bagaimana Indonesia kedepannya. Beliau sebagai pengusaha sebetulnya tidak menyukai politik, namun ada sesuatu yang sangat besar dalam politik. Sebab pemerintah memiliki peran yang penting bagi pengusaha. Contohnya seperti peristiwa ditutupnya gang dolly oleh Ibu Risma selaku walikota Surabaya. Ketika gang dolly tersebut ditutup lantas bagaimana nasib para PSK? Tentunya modal uang dan bimbingan skill saja tidak cukup, pemerintah harus membuat peraturan agar produk yang dihasilkan dari usaha mereka laku di pasaran. Jadi sistematikanya adalah sebagai berikut; pertama, mereka diberi bimbingan untuk berwirausaha. kedua, produk yang mereka hasilkan kemudian dipasarkan. ketiga, pemerintah membuat peraturan bagi para pegawai (target pemasaran) untuk membeli produk mereka. Dari contoh kecil tersebut kita mengetahui bahwa memang pemerintah memberi pengaruh besar bagi para pengusaha.
Beliau sebagai pemilik Grage Mall Cirebon sudah sukses mensejahterakan karyawan-karyawan beliau. Namun banyak daerah-daerah yang membutuhkan anak-anak muda yang bisa memajukan dan membangun Indonesia. Indonesia ini sekarang sedang dijajah secara ekonomi. Biji plastik untuk membuat kemasan air mineral, realitanya Indonesia masih impor dari luar. Masalah berikutnya adalah masyarakat lebih suka membeli produk luar, padahal kita tahu bahwa kebanyakan produk-produk luar itu dibuat di Indonesia. Bahkan ada produk yang di Indonesia tidak laku terjual kemudian di ekspor ke Malaysia. Anehnya adalah ketika Malaysia memasarkan kembali ke Indonesia namun produk tersebut laku terjual.
Selanjutnya pemaparan dari Wildan Fadlila selaku Founder Wild Original. Kang Wildan secara singkat memaparkan mengenai bagaimana Wild Original ini terbentuk. Wild Original sendiri terbentuk karena pengalaman beliau ketika membeli barang-barang online, akan tetapi ketika produknya sampai, ternyata barang tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi atau realita yang ada, atau lebih gampangnya tidak sesuai dengan picture atau visual yang diberikan oleh para online shop. Jadi, visual yang diberikan para penjual online tersebut bagus, modelnya ok, tapi ketika produknya sampai ternyata bahannya kurang bagus, dan tidak nyaman digunakan, serta tidak seperti apa yang diharapkan oleh kang Wildan. Akhirnya kang Wildan ini merasa tertipu. Dari situlah awal mula kang Wildan menciptakan sebuah merk dimana dengan harga yang murah tapi punya material yang bagus, detail yang ok, sablonnya benar-benar merupakan kualitas yang baik, dan semuanya itu dibuat dengan cinta [eyaaak, jangan pada baper tolong]. Jadi, cinta disini maksudnya cinta dari para penjahit yang mayoritas ibu-ibu dan mereka menjahit dengan tujuan untuk menafkahi anak-anak mereka.
Kang Wildan tentunya juga pernah mengalami masa-masa sulit ketika berwirausaha. Kang Wildan pernah ditipu sekitar 5jt oleh temannya sendiri. Jadi, penipuan tersebut bukan uang 5jt dibawa kabur oleh si penipu, tapi lebih kepada menipu material. Kang Wildan memesan bahan namun tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kang Wildan. Akhirnya produk yang dibuat oleh kang Wildan dari material yang tidak sesuai tersebut tidak laku terjual. Produk gagal yang modalnya 5jt tersebut akhirnya dibagikan secara cuma-cuma oleh kang Wildan. Nah, itu sedikit dari kegagalan yang kang Wildan alami dalam beriwirausaha.
Namun kang Wildan tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan dan keterpurukan, akhirnya kang Wildan memutuskan untuk menjual produk-produk lokal, misalnya menjual gamis dan produk-produk lokal lainnya. Dalam waktu 1 tahun kang Wildan membuka toko di Majalengka dan merasakan naik turunnya berwirausaha. Kang Wildan sendiri sekarang sudah memiliki karyawan sebanyak 50 orang.
Wild Original di dalamnya terdiri dari beberapa perusahaan, seperti jasa cuci sepatu, dan wild original education. wild original education sendiri berisi para lulusan sarjana yang belum mendapat pekerjaan. Sistemnya adalah kang Wildan me-manage mereka untuk bisa mengisi quote di sekolah-sekolah. Dan masih banyak lagi perusahaan-perusahaan di dalamnya.
Selanjutnya, Dimas Ginanjar Merdeka yang merupakan Owner Maicih mengutip dari berbagai pendapat orang-orang bahwa “wah enak ya yang punya maicih itu, sekali punya maicih langsung omsetnya milyaran, hidupnya mewah, terkenal, dan sebagainya”. Orang-orang boleh berpendapat demikian, namun mereka tidak melihat bagaimanaa perjuangannya, dan beliau ini ingin para peserta seminar bisa paham betul mengenai bagaimana sih perjuangan maicih ini. Jadi, nantinya tidak salah kaprah, “maicih ini dibangun satu tahun-dua tahun”, “tiba-tiba melejit”, “omsetnya milyaran”, tetapi beliau ingin peserta seminar mengetahui bahwa sebelum merintis, Maicih ini memang betul-betul butuh persiapan, bahkan butuh banyak kegagalan sampai akhirnya ada di titik sekarang.
Nah, jadi apabila kita berbicara sejarah maicih, maka kita perlu mengetahui dahulu bagaimana sejarah pemilik maicih. Beliau sendiri merintis dunia usaha sejak masih duduk di bangku kuliah yakni tahun 2003. Mindset beliau adalah bahwa beliau tidak ingin bekerja sama sekali. Kenapa beliau memiliki pandangan demikian? sebab pada saat momen pembagian raport ketika beliau masih duduk di SMP, banyak orang tua siswa yang hadir untuk mengambil raport anaknya, dan ternyata yang dapat hadir untuk mengambil raport anaknya tersebut rata-rata adalah pengusaha bukan pekerja, pegawai atau karyawan. Jadi, orang tua yang bisa hadir untuk mengambil rapot anaknya menurut beliau adalah orangtua yang punya waktu dan punya keuangan yang mapan. [Dari situ sudah terlihat bahwa beliau ini memang dari dulu sudah menunjukkan pemikiran dan sikap yang sangat mengayangi keluarga ya gaess :D] Kenapa dikatakan bahwa yang bisa hadir adalah orangtua yang mapan dan punya waktu? Mungkin banyak teman-teman beliau pada saat SMP orangtuanya mapan, namun tidak memiliki banyak waktu. Setelah beliau teliti ternyata orang yang punya banyak waktu dan punya banyak uang adalah pengusaha. Dari situlah beliau akhirnya ingin menjadi pengusaha.
Singkat cerita, berdasarkan pengalaman, beliau ini sudah mencoba berbagai jenis usaha dari semenjak di bangku kuliah. Semua jenis usaha beliau coba, semua jenis produk yang memang bisa dijual, beliau coba jual. Dan beliau ini bukan orang yang memiliki skill atau modal yang banyak. Untuk menjadi seorang pengusaha tidak harus memiliki modal yang besar. Karena berdasarkan pengalaman beliau, beliau tidak memiliki modal dan skill apapun. Banyak produk yang beliau jual ketika masih duduk di bangku kuliah, seperti baju, makanan, pulsa, tanaman, hewan dan lain sebagainya. Karena saking semangat dan antusiasnya beliau untuk berwirausaha, beliau selalu menanyakan pada teman-teman beliau sekiranya ada barang yang bisa beliau jual maka beliau akan membantu menjualnya. Bahkan di satu titik beliau pernah bertemu dengan salah satu selebriti Indonesia dengan keadaan beliau yang sudah sesukses sekarang, dan seleb tersebut mengingatkan beliau bahwa dulu beliau pernah menjual helm kepada seleb tersebut. Namun ternyata beliau ini tidak ingat, karena apa? Karena saking banyaknya produk-produk yang beliau coba jual. Dan akhirnya beliau ingat betapa banyaknya produk yang beliau coba jual, betapa banyaknya usaha yang beliau lakukan dan ternyata tidak berhasil.
Sudah dijelaskan di atas bahwa beliau ini sangat antusias dan bersemangat untuk melakukan usaha atau bisnis. Hal itulah yang pada akhirnya membentuk karakter beliau sehingga nantinya akan berguna bagi bisnis Maicih.
Beliau akhirnya berhenti kuliah, dan fokus berwirausaha. Berhentinya kuliah tersebut bukan karena beliau malas dan lebih memilih berwirausaha, namun karena dihadapkan pada kondisi ekonomi keluarga yang memang pada saat itu sangat terpuruk. Keluarga beliau ditipu rentenir, yang pada akhirnya membuat keluarga beliau ini mempunyai hutang hingga milyaran. Dari usaha yang beliau fokuskan tersebut ternyata membuahkan hasil. Beliau memiliki penghasilan hingga belasan juta di usia beliau yang pada saat itu masih di bawah 20 tahun. Namun, penghasilan yang belasan juta itupun hanya untuk menutupi hutang keluarga beliau, bukan untuk melanjutkan kuliah. Padahal pada saat itu beliau mengatakan bahwa kuliah yang beliau jalankan sedang lancar-lancarnya, ipk beliau juga sedang bagus-bagusnya. Namun usaha atau bisnis beliau pada saat itu memang semuanya dikerahkan hanya untuk membayar hutang keluarga beliau.
Dari permasalahan tersebut, beliau akhirnya betul-betul membutuhkan bisnis yang bisa mendongkrak ekonomi keluarga dalam waktu yang realtif cepat. Beliau banyak berkonsultasi dengan beberapa senior pengusaha, akhirnya beliau mendapat rekomendasi buku dari dosen beliau di UNPAD. Jadi, dalam buku tersebut dikatakan bahwa jika ingin memulai usaha, mulai dari hal yang terkecil atau dari hal yang sederhana. Kemudian jika ingin berbisnis dengan sangat serius, harus bangun yang namanya network, atau bangun yang namamya jaringan. Bagaimana jika kita belum memiliki jaringan? Maka terjunlah ke dalam bisnis jaringan. Jadi, dari sekian banyak usaha yang betul-betul beliau tekuni dan pelajari adalah bisnis jaringan. Sebab disitu dipelajari tentang pola pikir, mental dan etos kerja dan ada nilai jaringannya. Sehingga nantinya akan menjadi bekal untuk membangun bisnis Maicih. Sebab apabila ingin memulai bisnis sedangkan hanya punya impian, semangat dan cita-cita, maka terjunlah ke bisnis jaringan. Beliau ini mempelajari bisnis jaringan dari tahun 2003 hingga tahun 2005, dan itupun tidak mudah.
Tahun 2003 hingga 2010 beliau menekuni network marketing, akhirnya beliau mulai membangun bisnis Maicih dengan modal hanya Rp 50.000,00. Kenapa modalnya sedikit? Sudah dijelaskan bahwa walaupun beliau mampu menghasilkan belasan juta di usia muda, namun penghasilan tersebut hanya dikerahkan untuk membayar hutang bukan untuk diri beliau sendiri. Kemudian tampilan awal dari produk Maicihpun masih sangat sederhana, tanpa diberi logo dan design pada kemasannya. Sehingga dari situ beliau mengatakan kepada para peserta seminar, bahwa jika ingin berbisnis maka langsung mulai, langsung action, langsung gerak, langsung jalankan, jangan banyak berpikir “saya tidak punya modal, tidak punya kendaraan, tidak punya skill dan lain sebagainya”. Sebab beliaupun sama, tidak memiliki apa-apa ketika ingin memulai bisnis.
Singkat cerita, padahal maicih ini sudah laku di pasaraan, banyak masyarakat Bandung yang menyukai Maicih. Namun seperti yang sudah dijelaskan bahwa maicih ini belum memiliki logo. Akhirnya ada teman beliau yang merasa empati dan membuatkan logo untuk maicih secara gratis. Nah, itulah nilai dan manfaat dari sebuah jaringan. Bahkan dengan diberi logopun bukan berarti tampilan kemasan maicih sudah bagus, masih jauh dari itu. Kabar baiknya adalah dengan diberi logo tersebut akhirnya maicih tembus pada para seleb. Banyak seleb yang mempromosikan produk maicih dan itupun gratis. Dari situlah awal mula penjualan maicih mangalami progres yakni menjadi seribu bungkus perharinya. Profit dari produk maicih ini, beliau jadikan modal. Sehingga yang awalnya hanya bermodalkan Rp 50.000,00, naik menjadi Rp 100.000,00 hingga akhirnya menjadi jutaan rupiah.
Di satu titik beliau memiliki modal hingga Rp 30.000.000,00 , beliau gunakan modal tersebut untuk membangun kantor/pabrik, kemudian kemasannyapun beliau rubah dan diperbaharui baik design maupun logonya. Hingga pada akhirnya banyak media yang mengekspos maicih karena fenomena antrian panjang Maicih hingga 2 km.
Selanjutanya mengenai tips yang diberikan oleh beliau kaitannya mengenai kiat-kiat berwirausaha yakni:
1. Bangun jaringan dengan baik. Di zaman yang serba digital ini tentunya tidak sulit untuk membangun sebuah jaringan, kita bisa membangun jaringan di seluruh Indonesia hanya dengan bermodalkan jempol. [jempol tangan ya gaess bukan kaki:p]. Sekarang jika kita ingin tahu bisnis di Medan misalnya, kita hanya tinggal klik di media sosial hashtag bisnis Medan, maka muncul semua bisnis-bisnis yang ada di Medan, kemudian kita tinggal bangun jaringan dari pencarian bisnis tersebut. Sehingga apabila kita tau ilmunya, media sosial baik Facebook, Instagram, Twitter dan lain sebagainya bisai sangat bermanfaat dan memudahkan kita untuk mencari jaringan-jaringan bisnis.
2. Bangun mindset yang besar. Jangan pernah mengatakan bisnis kita adalah bisnis kecil-kecilan. Kenapa? Karena sampai kapanpun akan kecil-kecilan. Jadi sejak awal bangun mindset bahwa bisnis kita ini adalah bisnis besar.
3. Lakukan inovasi. Inovasi yang dilakukan oleh beliau untuk produk Maicih sendiri yakni dari segi kemasan, keungan, manajemen, level dari Maicih dan masih banyak lagi. Karena tidak semua konsumen menyukai rasa pedas, maka dibuatlah Maicih dengan level 0. Bahkan sekarang Maicih tidak hanya memproduk kripik singkong, akan tetapi ada juga Maicih bakso dan Maicih batagor.
4. Kolaborasi. Kolaborasi yang dilakukan oleh Maicih misalnya menggelar konser dengan grup band lokal, atau bisa juga dengan menggelar pameran budaya dengan budayawan dan seniman lokal. Kemudian Maicih juga mendanai rekaman salah satu penyanyi Indonesia yang sekarang sudah mendapat apresiasi yang sangat baik oleh masyarakat Indonesia. Jadi, kolaborasi ini bisa dilakukan dengan siapapun.
5. Kontribusi. Ketika usaha kita sudah berhasil lakukan kontribusi. Maicih sendiri melakukan kontribusi yakni dengan setiap pembelian kripik Maicih, Rp 100,00 disumbangkan untuk lingkungan hidup.
Maicih berdiri bukan tanpa masalah. Diantara masalah yang dihadapi Maicih, yakni sebagai berikut:
1. Banyak Maicih palsu yang beredar. Dan omset yang dirugikan tidaklah kecil, namun hingga milyaran. Hal tersebut akhirnya membuat Maicih berganti logo hingga 3 kali selama satu tahun.
2. Tahun 2013 pabrik Maicih mengalami kebakaran dan tidak ada satupun yang tersisa. Dengan kerugian hingga mencapai 3 milyar rupiah.
3. Tahun 2014 inovasi yang dilakukan gagal, dan akhirnya meengalami kerugian hingga milyaran rupiah.
Masalah-masalah diatas merupakan tantangan bagi pengusaha, yang tidak selamanya berjalan dengan mudah, lancar dan mulus.
Bagaimana cara menciptakan peluang bisnis dengan keadaan teknologi yang sekarang sudah sangat canggih, banyak generasi yang lebih cerdas dan kreatif?
Sebetulnya peluang bisnis itu pasti ada, hanya saja kitanya yang harus peka. Jadi, bisnis itu tercipta ketika ada masalah. Sehingga masalah orang lain adalah sebuah peluang bagi kita yang ingin memulai bisnis. Contoh: GrabFood misalnya bisa hadir karena orang malas keluar akibat macet yang luar biasaa di kota-kota besar, sehingga bagaimana caranya mengantar barang dari titik A ke titik B tanpa dia mengantarkan ke tempat tujuan dan tanpa terkena macet, nah itu merupakan sebuah peluang, padahal itu adalah sebuah masalah. Kita harus banyak mendekati masalah-masalah yang ada di masyarakat, sebab disitulah biasanya terdapat peluang-peluang bisnis. Bahkan Maicih sendiri berangkat dari masalah orang-orang yang malas membuat kripik pedas, akhirnya Maicih hadir berangkat dari masalah tersebut.
Dikatakan juga bahwa membuka bisnis harus dengan jaringan, nah bagaimana mengawalinya? Mungin untuk sebagian orang itu hal yang mudah, namun bagi orang yang introvert hal tersebut sulit untuk diaplikasikan, jadi bagaimana cara mengatasinya?
Jaringan sendiri tidak perlu jauh-jauh memikirkan ke skala nasional. Bangun saja dulu jaringan di dekat kita, yakni teman terdekat kita seperti teman SMP, SMA, Kuliah. Teman terdekat kita tersebut merupakan jaringan di ring 1. Sehingga nantinya dari ring 1 tersebut akan berkembang dengan sendirinya ke ring 2. Jadi, ring 2 sendiri merupakan teman-temannya dari ring 1. Apabila ring 1 sudah menyukai produk kita, maka dengan sendirinya mereka akan mempromosikan produk kita ke teman-teman mereka yang nantinya menjadi jaringan di ring 2. Dan seterusnya sampai akhirnya memiliki skala nasional.
Mungkin nantinya banyak teman-teman terdekat kita yang menolak produk kita, akan tetapi dari kitanya sendiri harus konsisten, tetap harus bersikap baik, sopan dan ramah. Jangan sampai akhirnya menjadi musuh. Sebab dengan hilangnya teman kita, satu saja kita kehilangan teman maka kita akan kehilangan pasar potensial untuk produk kita.
Bangun jaringan yang bagus, sebab ketika kita sudah membangun jaringan hingga pada jaringan ring ke 6 bisa saja ada yang mengenal orang-orang penting. Walikota misalnya, atau bahkan presiden. Dan itu memang banyak terjadi. Maicih sendiri memasarkan hingga ke selebritis padahal teman-teman dari pemilik Maicih bukanlah dari kalangan selebritis.
Kemudian solusi untuk orang introvert yang ingin memulai usaha, maka rekrutlah orang-orang atau partner usaha yang tidak malu-malu. Jadi biarkan kita tetap pemalu dengan kelebihan kita, tapi biarkan tim kita yang malu-maluin [omg :v]. Jadi, ajak saja orang yang dapat menutupi kekurangan kita. Sama seperti Maicih, pemilik Maicih ini tidak memiliki modal, akhirnya mencari partner yang memiliki modal yang sekarang sudah menjadi istrinya.
Maicih mengalami kegagalan hingga berkali-kali (kebakaran dsb), bagaimana cara mengatasi agar kita tidak down?
Tugas kita sebagai manusia hanya berikhtiar. Nah, kita itu kan judulnya adalah sebagai pengusaha. Ya berarti, apapun dan bagaimanapun keadaannya kita dituntut untuk selalu berusaha. Sehingga pola pikir kita harus benar terlebih dahulu. Kita melihat hal tersebut sebagai sebuah tantangan atau kegagalan. Dari banyak kegagalan tersebut akhirnya kita banyak belajar. Mindset pengusaha adalah berani gagal.
Kenapa produk yang dibuat adalah kripik singkong?
Karena memang pemilik Maicih sendiri sangat menyukai singkong. Sehingga kenapa pemilik Maicih sangat berjuang mati-matian dengan bisnis ini? tidak lain adalah karena sudah sangat menyukai. Sehingga tidak hanya dari masalah saja kita bisa menemukan peluang bisnis, akan tetapi bisa juga dari apa yang kita sukai. Jika kita sudah menyukai, maka mau sesulit apapun, kita akan bela mati-matian.
Nah, itu dia hasil seminar entrepenur yang saya ikuti. Saya yakin banyak tulisan saya yang tidak mudah untuk dipahami, ada kata yang tidak sesuai dengan KBBI, atau bahkan tidak sesuai dengan kaidah penulisan menurut EYD. Oleh karena itu, jika diantara para pembaca ada yang ingin mengkritisi tulisan saya, mudah saja, caranya tinggalkan komen kalian dengan sopan di kolom komentar ( Untuk kesimpulan mungkin ada pada diri pembaca masing-masing.
Komentar
Posting Komentar